TUGAS MAKALAH
KELOMPOK
PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA SPANYOL
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Makalah
Kelompok Mata Kuliah
Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu : M. Ardi, M.Pd.I
Disusun Oleh Kelompok 3 :
1. Ardi Kismawan (1501010244)
2. Dewi Istiana (1501010030)
3. Diah Ayu Surya Putri (1501010251)
4. Rika
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Jurusan : Tarbiyah
Kelas : A
Semester : III
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
1437 H/2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa
ini banyak sekali generasai generasi muda yang sudah tidak memperhatikan
sejarah dan bahkan melupakan. Padahal
banyak sekali manfaat sejarah dan bahkan kita dapat mengambil sebuah motivasi
ataupun pelajaran yang dapat kita gunakan untuk meraih kesuksesan di masa
depan.
Manfaat
manfaat yang dapat kita ambil dari mempelajari sejarah khususnya sejarah islam
yaitu kita dapat mengetahui lintas peristiwa, waktu dan kejadian yang
berhubungan dengan kebudayaan islam. Kita dapat mengetahui tempat-tempat bersejarah
dan tokoh tokoh pahlawan islam. Selain itu kita juga dapat mengambil hikmah
dari setiap kejadian masa lalu sebagai pertimbangan ketika hendak membuat
keputusan tentang suatu hal, dan juga dapat menjadi antisipasi agar kekeliruan
masa lalu tidak terulang kembali di masa yang akan datang. Dan dengan
mempelajari sejarah islam, hal ini dapat menumbuhkan rasa cinta kepadakebudayaan
Islam yang merupakan buah karya kaum muslimin masa lalu. Serta dapat
meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Bagaimana peradaban Islam di Andalusia Spanyol?
2. Kapankah masuknya islam di Spanyol?
3. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan islam mudah masuk Spanyol?
4. Bagaiman kemajuan peradaban Islam Spanyol?
5. Apa penyebab kemunduran dan kehacuran?
6. Apakah pengaruh peradaban spanyol islam di Eropa?
2. Kapankah masuknya islam di Spanyol?
3. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan islam mudah masuk Spanyol?
4. Bagaiman kemajuan peradaban Islam Spanyol?
5. Apa penyebab kemunduran dan kehacuran?
6. Apakah pengaruh peradaban spanyol islam di Eropa?
1.
Untuk mengetahui bagaimana peradaban
Islam di Andalusia Spanyol.
2.
Untuk mengetahui kapan masuknya islam di Spanyol.
3.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan islam mudah masuk Spanyol.
4.
Untuk mengetahui kemajuan peradaban islam Spanyol.
5.
Untuk mengetahui penyebab kemunduran dan kehacuran.
6.
Untuk mengetahui pengaruh peradaban Spanyol Islam di Eropa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA SPANYOL
Diawal abad ke-7 masehi, ketika Nabi
Muhammad.saw. memulai misisnya di negeri arab,
seluruh pantai laut tengah merupakan bagian dari dunia masyarakat kristen
sepanjang eropa, asia, dan pantai Afrika dan dunia
masyarakat Kristen sepanjang Eropa, Asia, dan pantai Afrika Utara ditinggali penduduk
yang beragama Kristen dari berbagai sekte. Hanya dua agama lain di dunia Romawi
– Yunani, yakni Yahudi dan Manichaeisme, yang bertahan dan dianut oleh
sebagian kecil penduduk sana.
Setelah berakhirnya
periode klasik, ketika Islam mulai memasuki masa kemunduran, Eropa bangkit dari
keterbelakangannya. Kebangkitan itu bukan saja terlihat dalam bidang politik
dengan keberhasilan eropa mengalahkan kemajuan-kemajuan Islam dan bagian dunia
lainnya. Tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologinya itulah
yang mendukung keberhasilan politiknya. Kemajuan-kemajuan
ini tidak dapat dipisahkan dari pemerintahan Islam
di Spanyol. Dari Spanyol Islam-lah Eropa
banyak menimba ilmu. Pada periode klasik, ketika Islam mencapai masa
keemasannya, Spanyol merupakan pusat peradaban Islam
yang sangat penting menyaingi Baghdad di
Timur. Ketika itu orang-orang Eropa Kristen banyak belajar dibeberapa perguruan
tinggi disana. Islam menjadi “guru” bagi orang Eropa.
Oleh karena itu, kehadiran Islam di Spanyol banyak
menarik perhatian para sejarawan.
B.
MASUKNYA ISLAM DI SPANYOL
Sepanjang lberia di Eropa, yang meliputi wilayah Spanyol dan wilayah
Portugal sekarang ini, menjorok ke selatan ujungnya hanya dipisahkan oleh
sebuah selat sempit itu dengan ujung benua Afrika. Bangsa Grik Tua menyebut selat sempit itu
dengan tiang-tiang Hercules dan di seberang selat sempit itu terletak benua
Eropa. Selat sempit itu sepanjang kenyataan memisahkan lautan tengah dengan
lautan atlantik.
Semenanjung liberia, sebelum ditakhlukan
bangsa Visigoths pada tahun 507 M, didiami oleh bangsa Vandals, justru wilayah
kediaman mereka itu disebut Vandalusia. Dengan mengubah ejaannya dan
cara membunyikannya, bangsa Arab pada masa
belakangan menyebut semenanjung Iberia itu dengn Andalusia.
Sejarah bangsa Vandal tidak banyak
diketahui karena sebelum mereka sempat berbuat banyak, pada permulaan abad
keenam datanglah bangsa Gothia Barat merebut negeri itu dan mengusir bangsa
Vandalusia ke Afrika. Pada permulaan berdirinya kerajaan Ghotia di Spanyol
merupakan kerajaan yang sangat kuat, tetapi pada akhir pemerintahannya menjadi
lemah dengan berdirinya wilayah-wilayah kecil
sebagai akibat adanya perpecahan dalam pemerintahan.
Disamping itu, pejabat wilayah
kerajaan banyak yang hidup dalam kemewahan, sementara rakyat hidup dalam
kemlaratan karena banyak dan beratnya pajak yang harus mereka bayar. Hal
tersebut menimbulkan kegelisahan di kalangan rakyat, banyak diantara mereka
yang mengeluh dengan keadaan itu. Suasana yang demikian bertambah panas, ketika
pejabat Gothia Barat memaksa penduduk yang beragama Yahudi agar masuk Nasrani.
Orang-orang Yahudi dikejar-kejar dan untuk mencari keselamatan dirinya, banyak
yang masuk agama Nasrani walaupun hanya terpaksa. Dikarenakan tidak mempunyai
kekuatan untuk melawan, maka mereka hanya berdiam diri walaupun merasa
menderita dengan perlakuan tersebut. Namun dalam hati, mereka selalu
mengharapkan suatu waktu dapat melepaskan diri dari penguasa-penguasa yang
zalim itu.
Mangkatnya Witiza sebagai raja
Gothis barat yang terakhir merupakan membuka jalan bagi rakyat spanyol untuk
keluar dari kungkungan penderitaan yang telah lama mereka rasakan. Sepeninggal
Witiza terjadi perebutan kekuasaan antara putra Witiza dengan Roderick,
panglima perang Spanyol, yang ingin menjadi raja. Putra Witiza bersekutu dengan
Graff Yulian yang sudah lama bermusuhan dengan Roderick. Bersekutunya dua
kekuatan itu ternyata belum dapat mematahkan pertahanan Roderick.[1]
Oleh karena itu, untuk menambah kekuatan, Graff Yulian meminta bantuan Musa
bin Nushair yang menjabat sebagai gubernur Afrika Utara di bawah Pemerintahan
Bani Umayyah di Damaskus.
Sesungguhnya Musa telah lama mencari
kesempatan untuk menyebrang ke Spanyol, maka dengan permohonan Graff itu
berarti telah datang kesempatan yang telah ditunggunya sekian lama.
Ada beberapa hal yang mendorong Musa
bin Nushair mengabulkan permohonan Graff Yulian, di antaranya adalah:
1.
Karena
antara penduduk Spanyol dengan Afrika Utara terlibat dalam suasana perang.
Sebab penduduk Spanyol terutama yang beragama Kristen
pernah melakukan beberapa kali penyergapan terhadap daerah pantai Afrika yang
sudah dikuasai oleh kaum muslimin.
2.
Penduduk
Spanyol pernah memberikan bantuan kepada tentara Romawi dan berusaha menduduki
bebeapa daerah muslimin di pantai Afrika. Dasar pertimbangan itu dikemukakan
Musa pada Khalifah Walid bin Abdul Malik, sewaktu Musa minta izin untuk
mengirimkan bantuan tentara ke Spanyol . Khalifah menyetujui rencana Musa.
Spanyol diduduki umat Islam pada
zaman khalifah Al-Walid (705-715), salah seorang khalifah dari Bani Umayyah
yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam telah
menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari
Dinasti Umayah. Penugasan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman
Khalifah Abdul Malik (685-705 M). Khalifah Abdul Malik mengangkat Hasan bin
Nu’man Al-Ghassani menjadi gubernur di daerah itu. Pada masa Khalifah Al-Walid,
Hasan bin Nu’man sudah digantikan oleh Musa bin Nushair. Di aman Al-Walid itu,
Musa bin Nushair memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan
Maroko. Selain itu, ia juga menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah bekas
kekuasaan bangsa barbar di pegununan-pegunungan, sehingga mereka menyatakan
setia dan berjanji tidak akan membuat
kekacauan-kekacauan seperti yang pernah mereka lakukan sebelumnya.
Sebelum dikalahkan dan kemudian dikuasai Islam, dikawasan ini terdapat
kantung-kantung yang menjadi basis kekuasaan kerajaan Romawi, yaitu kerajaan
Gothik. Kerajaan ini sering menghasut penduduk agar membuat kerusuhan dan
menentang kekuasaan Islam. Setelah kawasan ini betul-betul
dapat dikuasai, umat Islam mulai memusatkan perhatiannya untuk menaklukkan
Spanyol. Dengan demikian, Afrika utara menjadi batu loncatan bagi kaum muslimin
dalam penakhlukan wilayah Spanyol.
Dalam proses
penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam
yang dapat dikatakan paling berjasa memimpin satuan pasukan ke wilayah
tersebut. Mereka adalah Tharif bin malik, Thariq bin Ziyad, dan Musa bin
Nushair. Tharif
dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menyebrangi selat yang berada
di antara Maroko dan benua Eropa itu dengan satu pasukan perang, 500 orang di
antaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang
disediakan oleh julian.
Dalam penyerbuan itu Tharif tidak
mendapat perlawanan yang berarti. Ia menang dan kembali ke Afrika utara membawa
harta rampasan yang tidak sedikit jumlahnya. Didorong oleh keberhasilan Thariff
dan kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan Visigoths yang berkuasa di
Spanyol pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk memporeh harta rampasan
perang, Musa bin Nushair pada tahuhn 711 M mengirimkan pasukan Spanyol sebanyak
7.000 orang di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad.[2]
Sejarah mencatat bahwa panglima
Thariq setelah seluruh pasukan selesai mendarat di wilayah tersebut, membakar
seluruh alat penyebrangan. Ia pun mengucapkan pidato singkat yang bersejarah: Al-Aduwwu
amamakum wa bahru wara’akum fakhtar ayyuma syi’tun. (musuh didepan kamu,
lautan dibelakang kamu, silahkan pilih mana yang kamu kehendaki).
Pasukan yang berkekuatan 12.000
orang pada tahun 93 H/711 M, yang memilih maju ke depan, telah
meninggalkan jejak besar di dalam sejarah Islam.
King Roderick maju dengan pasukan berkekuatan 100.000 orang. Jumlah pasukannya
besar, tetapi semangat tempurnya telah dikalahkan oleh kemewahan hidup selama
ini. Pertempuran di Guadalete pada tahun 711 M, di pinggir sungai Guadalquivir,
telah menentukan nasib kerajaan Visigoths. King Roderick tewas di tempat ini.
Sikap penduduk yang apatis, karena dihisap dan
diperas dengan beban-beban pajak yang berat, dan bantuan aktif dari pihak Yahudi,
yang menderita siksaan dan penindasan selama ini, sekaligus telah menyebabkan
pasukan panglima Thariq bin Ziyad bagaikan berlari-lari layaknya ke berbagai
penjuru semenanjung Iberia. Sebuah faktor lainnya sangat menentukan bagi
mempercepat kemenangan itu ialah disiplin yang ketat dari pasukan besar tersebut, memperlakukan penduduk dengan
baik pada setiap wilayah yang dikuasai,
memperlihatkan ketaatan dan kepatuhan menjalankan kebaikan-kebaikan keagamaan
setiap harinya.
Dalam penyerbuan ke Spanyol, Thariq bin Ziyad lebih dikenal sebagai
penakluk karena pasukannya lebih besar dari hasilnya lebih nyata, pasukannya
terdiri dari sebagian besar suku barbar yang didukung oleh Musa bin Nushair dan
sebagian lagi orang Arab yang dikirim Khalifah Al-Walid. Pasukan itu kemudian dikenal dengan nama Gibraltar –Jabal Thariq,
bukit Thariq, diambil dari namanya sendiri Thariq.
Dengan dikuasainya daerah ini maka
terbukalah pintu secara luas untuk memasuki Spanyol. Dalam pertempuran di suatu
tempat yang bernama Bakkah, raja Roderick dapat dikalahkan. Dari sisi Thariq
dan pasukannya terus menaklukan kota-kota penting seperti Cordova, Granada, dan
Toledo (ibu kota kerajaan Gothik ketik itu). Daerah Visigots di Spanyol
termasuk juga provinsi Narbonne (sekarang Prancis selatan) dan ini juga
diduduki Islam dalam tahun 715 atau sesudahnya.
Sebelum Thariq menaklukan kota
Toledo, ia meminta tambahan pasukan kepada Musa bin Nushair di Afrika Utara. Musa mengirimkan tambahan
pasukan sebanyak 5.000 personel, sehingga jumlah pasukan Thariq seluruhnya 12.000
orang, Jumlah ini belum sebanding dengan pasukan Gothik yang jauh lebih besar,
yaitu 100.000 orang.
Dikarenakan cemburu terhadap kemenangan kemenangan yang diraih letnannya
yang tidak disangka-sangat luar biasa itu, Musa pun dengan tergesa-gesa
berangkat ke Spanyol pada bulan Juni 712 M, sambil memimpin pasukan tentara
yang berjumlah 10.000 orang, semuanya terdiri dari orang-orang Arab dan
Arab-Syiria. Sebagai sasaran dipilihlah kota-kota
dan kubu-kubu yang tidak diganggu oleh Thariq, seperti Medina,
Sedonia,
dan Carmona. Sevilla yang merupakan kota terbesar dan pusat kecerdasan Spanyol
dan yang pernah menjadi ibu kota pada zaman Romawi., mempertahankan hingga
akhir Juni 713 M. Akan tetapi dekat kota Medina,
Musa menemui perlawanan yang sengit. Namun demikian, setelah terkepung selama
setahun, setapak demi setapak kota itu dapat diduduki dalam bulan Juni
713 M. Musa kemudian bergabung dengan
Thariq di Todelo. Selanjutnya keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting
di Spanyol, termasuk bagian utaranya mulai Saragosa sampai Navarre.[3]
Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa pemerintahan
Khalifah Umar bin Abd Al-Aziz tahun 99 H/717 M. Kali ini sasaran ditunjukan
untuk menguasai daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan Prancis Selatan. Pimpinan pasukan dipercayakan kepada As-Samah, tetapi usahanya itu
gagal dan ia sendiri terbunuh pada tahun 102 H.
Selanjutnya, pimpinan pasukan diserahan kepada Abdurrahman bin Abdullah
Al-ghafiqi dengan pasukannya, ia menyerang kota Bordesu, Poiter, dan dari sini
ia mencoba menyerang kota Tours. Akan
tetapi, diantara kota Poiter dan Tours itu ditahan oleh Charles Martel,
sehingga penyerangan ke Prancis gagal
dan tentara yang dipimpinnya mundur kembali ke Spanyol.
Sesudah itu masih juga terdapat
berbagai penyerangan, seperti ke Avirignon tahun 734 M, ke Lyon tahun 743 M,
dan Pulau Pulau yang terdapat di laut tengah Mallorca, Corsia, Sardinia, Creta,
Rhodes, Cyprus dan sebagian dari Sicillia juga jatuh ke tangan Islami di zaman
Bani Umayyah.
Geombang kedua terbesar dari
penyerbuan kaum muslimin yang geraknya dimulai pada permulaan abad ke-8 M ini,
telah menjangkau seluruh spanyol dan melebar jauh menjangkau Prancis Tengah dan
bagian-bagian penting dari Italia.
Sejak pertama kali menginjakan kaki di
tanah Spanyol hingga jatuhnya kerajaan Islam terakhir disana, Islam memainkan
peranan yang sangat besar. Masa itu berlangsung lebih ari 7,5 abad.
Menurut Prof.Dr. Hamka, kekuasaan
islam di Spanyol itu dibagi kepada tiga masa berikut:
1.
Suatu
provinsi dari kerajaan Bani Umayyah di Damaskus (Damsik) diperintah oleh wakil
khalifah yang dikirim kesana, mulai tahun 93 H sampai 138 H.
2.
Diperintah
oleh para amir yang berdiri sendri, terpisah dari khalifah Bani Abbas di
Bagdad, dimulai oleh Amir Abudurrahman Ad-Dakhil pada tahun 138 H sampai 315 H.
3.
Abdurrahman
An-Nashir memaklumkan dirinya menjadi khalifah
di Andalusia, yaitu mulai tahun 315 H sampai 422 H.
Dalam kurun waktu 7,5 abad, Islam Spanyol telah berkembang dengan pesatnya
yang pada gilirannya mampu membawa dampak yang sangat besar bagi dunia keilmuan
dan pengetahuan yang terjadi di Eropa pada umumnya.[4]
Selama
islam berkuasa di Spanyol, Banyak terdapat penguasa negeri
yang memerintah, di antaranya adalah:
a.
Amir-amir
Bani Umayyah
b.
Khalifah-Khalifah
Bani Umayyah
c.
Daulah
Ziriyah di Granda
d.
Daulah
Bani Hamud di Malaga,
e.
Daulah
Bani Daniyah.
f.
Daulah
Bani Najib dan Bani Hud di Saragosa
g.
Daulah
aniriyah di Valensia
h.
Daulah
Bani Ubbad di Sevilla
i.
Daulah Jahuriyah di Cordova
j.
Daulah
Bani Zin-Nun di Toledo
k.
Daulah
Bani Ahmar di Spanyol
Dunia Islam di Spanyol mengalami
kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan kebudayaan, semenjak diperintah oleh para
Amir keturunan Bani Umayyah yang berdiri sendiri terpisah dari Abdurrahman
Ad-Dakhil. Pada tahun 756 M, kekayaan
pengetahuan dan intelektual di Islam Spanyol sangatlah besar pengaruhnya di
Eropa, Baik Filsafat, Sains, Fiqh, Musik, Kesenian, bahsa, sastra maupun
pembangunan fisik.[5]
C.
FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN ISLAM MUDAH MASUK SPANYOL
Pada masa penaklukan Spanyol oleh
orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam
keadaan yang menyedihkan. Secara politik, Wilayah
Spanyol terkoyak-koyak dan terbagi ke dalam beberapa negeri kecil. Bersamaan dengan
itu penguasa Gothic bersikap tidak toleran terhadap aliran agama yang
dianut oleh penguasa, yaitu aliran monofisit, apalagi terhadap penganut agama
lain, yahudi. Penganut agama yahudi yang merupakan bagian terbesar dari
penduduk Spanyol dipaksa dibaptis menurut agama kristen. Sedangkan yang tidak
bersedia disiksa dan dibunuh secara brutal.
Perpecahan politik memeperburuk keadaan
ekonomi masyarakat. Ketika Islam masuk ke Spanyol, ekonomi masyarakat dalam
keadaan lumpuh. Setelah Spanyol berada dibawah kekuasaan kerajaan Goth,
Perekonomian lumpuh dan kesejahteraan masyarakat menurun.
Awal kehancuran kerajaan Ghoth
adalah ketika Raja Roderic memindahkan ibu kota negaranya dari Sevilla ke
Toledo, diberhentikan begitu saja. Keadaan ini memancing amarah dari appas dan
achila, kakak dan anak Witiza. Keduanya kemudian bangkit menghimpun kekuatan
untuk menjatuhkan Roderic. Mereka pergi ke Afrika Utara dan bergabung dengan
kaum muslimin. Sementara itu terjadi pula konflik antara roderic dengan Ratu
Julian, mantan penguasa wilayah Septah. Julian juga bergabung dengan kaum
muslimin di Afrika Utara dan mendukung usaha umat Islam untuk menguasai
Spanyol, Julian Bahkan memberikan pinjaman empat buah kapal yang digunakan oleh
Tharif, Thariq dan Musa.
Hal yang menguntungkan tentara Islam
lainnya adalah bahwa tentara Roderick yang terdiri dari para budak yang
tertindas tidak lagi memiliki semangat perang. Selain itu, orang Yahudi yang
selam ini tertekan juga mengadakan persekutuan dan memberikan bantuan bagi perjuangan kaum
muslimin.[6]
Adapun faktor internalnya yaitu suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh
penguasa, tokoh-tokoh perjuangan dan para prajurit Islam yang terlibat dalam
penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpin adalah tokoh-tokoh
yang kuat, tentaranya kompak, bersatu dan penuh percaya diri. Sikap toleransi
agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu
menyebabkan penduduk Spanyol menyambut.
D.
KEMAJUAN PERADABAN ISLAM DI SPANYOL
Kemajuan islam di spanyol sangat
menonjol dalam berbagai bidang. Baik dalam bidang intelektual yang menyebabkan
kebangkitan Eropa saat ini, bidang kebudayaan dalam hal ini bangunan fisik atau
arsitektur, maupun bidang-bidang lainnya.[7]
Puncak kemajuan peradaban islam di
Spanyol berdampak bagi kemajuan peradaban Eropa.
1.
Kemajuan
Intelektual
a.
Filsafat
Perkembangan filsafat di andalusia dimulai sejak abad ke-8 hingga
abad ke-10. Manuskrip-manuskrip Yunani telah diteliti dan diterjemahkan kedalam
bahasa Arab. Pada masa khalifah Abbasiyah, Al-Manshur (754-755 M) telah dimulai
aktivitas penerjemahan hingga masa khalifah Al-Makmun (813-833M). Pada Masanya
banyak Filsafat Karya Aristoteles yang di terjemahan.
Tokoh utama dan pertama dalam sejarah filsafat Arab Spanyol adalah
Abu Bakar Muhammad bin As-Sayigh yang dikenal dengan Ibnu Bajjah.
b.
Sains
Sains yang berdiri dari ilmu-ilmu kedokteran, fisika, matematika,
astronomi, kimia, botani, zoologi, geologi, ilmu obat-obatan, juga berkembang
dengan baik. Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat
melahirkan banyak pemikir terkenal.
Beberapa tokoh sains yaitu abbas bin farnas, ibrahim bin Yahya
An-Naqqash, Ibnu Safar, Al-Bitruji. Dalam bidang obat-obatan,
antara lain Ahmad bin Iyas dari Cordova, Ibnu Juljul, Ibnu Hazm, Ibnu
Abdurrahman bin Syuhaid. Adapun di bidang kedokteran, yaitu Ummul hasan binti
Abi Ja’far, seorang tokoh
dokter wanita. Dalam bidang geografi, yaitu Ibnu Jubar dari Valencia (1145 –
1228), ibnu Batuthah dari Tangier (1304-1377 M) pengeliling dunia sampai
samudra pasai (Sumatra) dan Cina. Sedangkan Ibnu Khaldun dari Tunis adalah
perumus filsafat sejarah, penulis buku Muqadimah.
c.
Bahasa
dan Sastra
Pada masa Islam di Spanyol banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa
Arab, diantaranya: Ibnu Sayyidih, Muhammad bin Malik, pengarang Alfiyah (tata
bahasa Arab), Ibnu Khuruf, Ibnu Al-Hajj, Abu Al-Isybili, Abu Al-Hasan bin Usfur
dan Abu Hayyan Al-Gharnathi.
Dalam sastra banyak bermunculan, seperti Al-Aqd Al farid karya Ibnu
Abd Rabbih, Adz Dzakirah fi Mahasin Ahl Al Jazirah karya Ibnu Bassam, Kitab
Al-Qalaid karya Al-Fath bin Khaqan, dan lain lain.
d.
Musik
dan Kesenian
Musik dan kesenian pada masa Islam di Spanyol sangat masyhur. Musik
dan seni banyak memperoleh apresiasi dari para tokoh penguasa istana. Tokoh
seni dan Musik antara lain: Nafi yang mendapat gelar Zaryab. Zaryab juga
terkenal sebagai pencipta lagu-lagu.
2.
Kemajuan
di Bidang Arsitektur Bangunan
Jalan-jalan sebagai alat transportasi dibangun, pasar-pasar dibangun
untuk membangun ekonomi. Demikian pula, dam-dam, kanal-kanal, saluran air, dan
jembatan-jembatan.
a.
Cordova
Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam yang kemudian diambil
alih oleh Dinasty Umayyah. Kota Cordova oleh penguasa muslim dibangun dan
diperindah. Jembatan besar dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah
kota. Taman-tamaan bangun untuk menghiasi ibukota Spanyol Islam itu pohon-pohon
yang megah di impor dari timur.[8] Di
seputar ibukota berdiri istana-istana yang megah yang semakin mempercantik
pemandangan. Setiap istana dan taman diberi nama tersendiri dan di puncaknya
terpancang istana Damsik. Dianatara kebanggaan kota Cordova lainnya adalah
Masjid Cordova. Kota Cordova memiliki 491 masjid.
b.
Granada
Granada adalah tempat pertahannan terakhir umat Islam di Spanyol.
Disini berkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam.
Arsitektur-Arsitektur bangunannya terkenal di seluruh Eropa. Istana Al-Hambra
yang indah dan megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Spanyol
Islam. Kisah tentang kemajuan pembangunan fisik ini masih bisa di perpanjang
dengan kota dan istana Al-Zahra, istana Al-Gazar dan menara Girilda.
c.
Sevilla
Kota sevilla dibangun pada masa pemerintahan Al-Muwahidin. Salah
satu bangunan masjid yang didirikan pada tahun 711
pada masa pemerintahan Sultan Yusuf Abu Ya’kub, kini telah berubah dari masjid
menjadi gereja dangan nama Santa Maria de la sede.
d.
Toledo
Toledo merupakan kota penting di andalusia sebelum dikuasai Islam.
Dan ketika Thariq bin Ziyad menguasai Toledo tahun 712 M, kota ini dijadikan
pusat kegiatan umat Islam, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan
penerjemahan. Beberapa peninggalan bangunan masjid di Toledo kini dijadikan
greja oleh umat kristen.
Banyak faktor pendukung kemajuan Islam di Spanyol, antara lain didukung
oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan
kekuatan umat Islam, seperti Abdurrahman Ad-Dakhil, Abdurrahman Al-Wasith, dan
Abdurrahman An-Nashir.
Keberhasilan
politik para pemimpin tersebut ditunjang oleh kebijaksanaan para penguasa
lainnya yang mempelopori kegiatan ilmiah. Disamping itu,
Toleransi ditegakkan oleh para penguasa terhadap penganut agama Kristen
dan Yahudi, sehingga mereka ikut berpartisipasi mewujudkan peradaban Arab Islam
Spanyol.[9]
E. PENYEBAB KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN
Adapun menurut Badri Yatim,
sebab-sebab yang menjadikan kemunduruan dan kehancuran Islam Spanyol antara
lain disebabkan:
1.
Konflik
Islam
dengan Kristen
Para penguasa Muslim tidak melakukan Islamisasi secara sempurna.
Mereka sudah merasa puas dengan hanya menagih upeti dari kerajaan-kerajaan
Kristen taklukannya dan membiarkan mereka mempertahankan hukum dan adat mereka,
termasuk posisi hirarki tradisional, asal tidak ada perlawanan bersenjata.
Namun demikian, kehadiran Arab Islam telah memperkuat rasa kebangsaan
orang-orang Spanyol Kristen. Hal itu menyebabkan kehidupan negara Islam di
Spanyol tidak pernah berhenti dari pertentangan antara Islam dan Kristen. Pada
abad ke-11 M umat Kristen memperoleh kemajuan pesat, sementara umat Islam
sedang mengalami kemunduran.[10]
2.
Tidak
adanya ideologi pemersatu
Kalau di tempat-tempat lain, para mukalaf diperlakukan sebagai
orang Islam yang sederajat, di Spanyol, sebagaimana politik yang dijalankan
Bani Umayyah di Damaskus, orang-orang Arab tidak pernah menerima orang-orang
pribumi. Setidak-tidaknya sampai abad ke-10 M, mereka masih memberi istilah
‘ibad dan muwalladun kepada para mukalaf itu, suatu ungkapan yang dinilai
merendahkan. Akibatnya, kelompok-kelompok etnis non-Arab yang ada sering
menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal itu mendatangkan dampak besar terhadap
sejarah sosio-ekonomi negeri tersebut. Hal ini menunjukkan tidak adanya
ideologi yang dapat memberi makna persatuan, di samping kurangnya figur yang
dapat menjadi personifikasi ideologi itu.[11]
3.
Kesulitan
ekonomi
Di paruh kedua masa Islam di Spanyol, para penguasa membangun kota
dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat “serius”, sehingga lalai
membina perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang amat memberatkan
dan mempengaruhi kondisi politik dan militer.[12]
4.
Tidak
jelasnya sistem peralihan kekuasaan
Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan di antara ahli waris.
Bahkan, karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk Al-Thawaif
muncul. Granada yang merupakan pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol jatuh
ke tangan Ferdinand dan Isabella, di antaranya juga disebabkan permasalahan
ini.[13]
5.
Keterpencilan
Spanyol Islam bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain. la
selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari
Afrika Utara. Dengan demikian, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu
membendung kebangkitan Kristen di sana.[14]
F.
PENGARUH PERADABAN SPANYOL ISLAM DIEROPA
Kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak berhutang budi
kepada khazanah ilmu pengetahuan Islam yang berkembang di periode klasik.
Memang banyak saluran bagaimana peradaban Islam mempengaruhi Eropa, seperti
Sicila dan Perang Salib, tetapi saluran yang terpenting adalah Spanyol Islam.
Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa menyerap peradaban
Islam, baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian, dan
peradaban antar negara. Orang-orang Eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol
berada di bawah kekuasaan Islam jauh
meninggalkan negara-negara tetangganya Eropa, terutama dalam bidang pemikiran
dan sains di samping bangunan fisik. Yang terpenting di antaranya adalah
pemikiran Ibn Rusyd (1120-1198 M). Ia melepaskan belenggu taklid dan
menganjurkan kebebasan berpikir. Ia mengulas pemikiran Aristoteles dengan cara
yang memikat minat semua orang yang berpikir bebas. Ia mengedepankan sunnatullah
menurut pengertian Islam terhadap pantheisme dan anthropomorphisme Kristen.
Demikian besar pengaruhnya di Eropa, hingga di Eropa timbul gerakan Averroeisme
(Ibn Rusyd-isme) yang menuntut kebebasan berpikir. Pihak gereja menolak
pemikiran rasional yang dibawa gerakan Averroeisme ini.[15]
Pengaruh peradaban Islam, termasuk di dalamnya pemikiran Ibn Rusyd, ke
Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di
universitas-universitas Islam di Spanyol. Selama belajar di Spanyol, mereka
aktif menerjemahkan buku-buku karya ilmuwan-ilmuwan Muslim. Pusat penerjemahan
itu adalah Toledo.[16]
Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung sejak
abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (renaissance) pusaka
Yunani di Eropa pada abad ke-14 M. Berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa kali
ini adalah melalui terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari dan kemudian
diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Latin.[17]
Walaupun Islam akhirnya terusir dari negeri Spanyol dengan cara yang sangat
kejam, tetapi ia telah membidani gerakan-gerakan penting di Eropa. Gerakan-gerakan
itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan Yunani Klasik (renaissance)
pada abad ke-14 M yang bermula di Italia, gerakan reformasi pada abad ke-16 M,
rasionalisme pada abad ke-17 M, dan pencerahan pada abad ke-18 M.[18]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Spanyol merupakan pusat peradaban Islam
yang sangat penting menyayangi Baghdad di Timur. Ketika itu orang-orang
Eropa Kristen banyak belajar dibeberapa pergurua tinggi disana. Islam menjadi
“guru” bagi orang Eropa. Spanyol diduduki umat Islam pada zaman khalifah Al-Walid
(705-715). Sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika Utara
dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari Dinasti Umayah. Pada masa
penaklukan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi
negeri ini berada dalam keadaan yang menyedihkan.
Kemajuan islam
di spanyol sangat menonjol dalam berbagai bidang. Baik dalam bidang intelektual
yang menyebabkan kebangkitan Eropa saat ini, bidang kebudayaan dalam hal ini
bangunan fisik atau arsitektur, maupun bidang-bidang lainnya. Sebab-sebab yang
menjadikan kemunduruan dan kehancuran Islam Spanyol yaitu Konflik Islam
dengan Kristen, Tidak adanya ideologi pemersatu, Kesulitan
ekonomi, Tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan, orang-orang Eropa menyaksikan kenyataan bahwa
Spanyol berada di bawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan negara-negara
tetangganya Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains di samping
bangunan fisik.
B.
Saran
Sebagai generasi pemuda modern kita sudah sepatutnya untuk tidak melupakan
sejarah, kita harus bisa mengmabil pelajaran yang terdapat dalam sejarah.
Selain itu kita juga harus bisa memahami hikmah dari sejarah dan
mengaplikasikan kepada kehidupan sekarang dan juga masa yang akan datang. Dan
sebagai mahasiswa kita juga harus bisa menganalisis serta memperbaiki kesalahan
kesalahan sejarah dan menjadikannya sebagai perbaikan untuk memajukan Islam dan
juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam,
Jakarta : Amzah, 2009
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam,
Jakarta: Rajawali Pers, 2010
0 komentar:
Posting Komentar