KURSOR

MAKALAH SILABUS

Menurut Dr. E. Mulyasa, M.Pd silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indicator, penilaian, alokasi waktu dam sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.

LANGKAH 12 DAN MASALAH LIMA (MATSAILUL KHAMSAH)

Organisasi oleh lembaga Agama sekarang sudah berkembang besar. Salah satu organisasi itu adalah Muhammadiyah. Dengan adanya kader-kader Muhammadiyah yang sekarang dan yang akan datang. Akan membuat organisasi Muhammadiyah ini berkembang dan akan terus berkembang. Muhamadiyah sudah akrab ditelinga masyarakat pada umumnya.

SEJARAH PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA SPANYOL

Dewasa ini banyak sekali generasai generasi muda yang sudah tidak memperhatikan sejarah dan bahkan melupakan. Padahal banyak sekali manfaat sejarah dan bahkan kita dapat mengambil sebuah motivasi ataupun pelajaran yang dapat kita gunakan untuk meraih kesuksesan di masa depan.

This is default featured slide 4 title

Entri Blog tidak Tersedia

This is default featured slide 5 title

Entri Blog Belum Tersedia

Jumat, 04 November 2016

SEJARAH PERADABAN ISLAM

TUGAS MAKALAH KELOMPOK

PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA SPANYOL


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Makalah Kelompok Mata Kuliah

Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu : M. Ardi, M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 3 :
 1.    Ardi Kismawan           (1501010244) 
2.    Dewi Istiana                (1501010030)
3.    Diah Ayu Surya Putri  (1501010251)
4.    Rika


  Program Studi     : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Jurusan  : Tarbiyah
Kelas : A
Semester : III



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO

1437 H/2016


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
     Dewasa ini banyak sekali generasai generasi muda yang sudah tidak memperhatikan sejarah dan   bahkan melupakan. Padahal banyak sekali manfaat sejarah dan bahkan kita dapat mengambil sebuah motivasi ataupun pelajaran yang dapat kita gunakan untuk meraih kesuksesan di masa depan.
     Manfaat manfaat yang dapat kita ambil dari mempelajari sejarah khususnya sejarah islam yaitu kita dapat mengetahui lintas peristiwa, waktu dan kejadian yang berhubungan dengan kebudayaan islam. Kita dapat mengetahui tempat-tempat bersejarah dan tokoh tokoh pahlawan islam. Selain itu kita juga dapat mengambil hikmah dari setiap kejadian masa lalu sebagai pertimbangan ketika hendak membuat keputusan tentang suatu hal, dan juga dapat menjadi antisipasi agar kekeliruan masa lalu tidak terulang kembali di masa yang akan datang. Dan dengan mempelajari sejarah islam, hal ini dapat menumbuhkan rasa cinta kepadakebudayaan Islam yang merupakan buah karya kaum muslimin masa lalu. Serta dapat meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt.
B.       Rumusan Masalah
1.         Bagaimana peradaban  Islam di Andalusia Spanyol?
2.         Kapankah masuknya islam di Spanyol?
3.         Apakah faktor-faktor yang menyebabkan islam mudah masuk Spanyol?
4.         Bagaiman kemajuan peradaban Islam Spanyol?
5.         Apa penyebab kemunduran dan kehacuran?
6.         Apakah pengaruh peradaban spanyol islam di Eropa?

C. Tujuan Penulisan
1.         Untuk mengetahui bagaimana peradaban  Islam di Andalusia Spanyol.
2.         Untuk mengetahui kapan masuknya islam di Spanyol.
3.         Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan islam mudah masuk Spanyol.
4.         Untuk mengetahui kemajuan peradaban islam Spanyol.
5.         Untuk mengetahui penyebab kemunduran dan kehacuran.
6.         Untuk mengetahui pengaruh peradaban Spanyol Islam di Eropa.


BAB II
PEMBAHASAN

A.      PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA SPANYOL
Diawal abad ke-7 masehi, ketika Nabi Muhammad.saw. memulai misisnya di negeri arab, seluruh pantai laut tengah merupakan bagian dari dunia masyarakat kristen sepanjang eropa, asia, dan pantai Afrika dan dunia masyarakat Kristen sepanjang Eropa, Asia, dan pantai Afrika Utara ditinggali penduduk yang beragama Kristen dari berbagai sekte. Hanya dua agama lain di dunia Romawi – Yunani, yakni Yahudi dan Manichaeisme, yang bertahan dan dianut oleh sebagian kecil penduduk sana.
Setelah berakhirnya periode klasik, ketika Islam mulai memasuki masa kemunduran, Eropa bangkit dari keterbelakangannya. Kebangkitan itu bukan saja terlihat dalam bidang politik dengan keberhasilan eropa mengalahkan kemajuan-kemajuan Islam dan bagian dunia lainnya. Tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologinya itulah yang mendukung keberhasilan politiknya. Kemajuan-kemajuan ini tidak dapat dipisahkan dari pemerintahan Islam di  Spanyol. Dari Spanyol Islam-lah Eropa banyak menimba ilmu. Pada periode klasik, ketika Islam mencapai masa keemasannya, Spanyol merupakan pusat peradaban Islam yang sangat penting menyaingi Baghdad di Timur. Ketika itu orang-orang Eropa Kristen banyak belajar dibeberapa perguruan tinggi disana. Islam menjadi “guru” bagi orang Eropa. Oleh karena itu, kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan.

B.       MASUKNYA ISLAM DI SPANYOL
Sepanjang lberia di Eropa, yang meliputi wilayah Spanyol dan wilayah Portugal sekarang ini, menjorok ke selatan ujungnya hanya dipisahkan oleh sebuah selat sempit itu dengan ujung benua Afrika. Bangsa Grik Tua menyebut selat sempit itu dengan tiang-tiang Hercules dan di seberang selat sempit itu terletak benua Eropa. Selat sempit itu sepanjang kenyataan memisahkan lautan tengah dengan lautan atlantik.
Semenanjung liberia, sebelum ditakhlukan bangsa Visigoths pada tahun 507 M, didiami oleh bangsa Vandals, justru wilayah kediaman mereka itu disebut Vandalusia. Dengan mengubah ejaannya dan cara membunyikannya, bangsa Arab pada masa belakangan menyebut semenanjung Iberia itu dengn Andalusia.
Sejarah bangsa Vandal tidak banyak diketahui karena sebelum mereka sempat berbuat banyak, pada permulaan abad keenam datanglah bangsa Gothia Barat merebut negeri itu dan mengusir bangsa Vandalusia ke Afrika. Pada permulaan berdirinya kerajaan Ghotia di Spanyol merupakan kerajaan yang sangat kuat, tetapi pada akhir pemerintahannya menjadi lemah dengan berdirinya wilayah-wilayah kecil sebagai akibat adanya perpecahan dalam pemerintahan.
Disamping itu, pejabat wilayah kerajaan banyak yang hidup dalam kemewahan, sementara rakyat hidup dalam kemlaratan karena banyak dan beratnya pajak yang harus mereka bayar. Hal tersebut menimbulkan kegelisahan di kalangan rakyat, banyak diantara mereka yang mengeluh dengan keadaan itu. Suasana yang demikian bertambah panas, ketika pejabat Gothia Barat memaksa penduduk yang beragama Yahudi agar masuk Nasrani. Orang-orang Yahudi dikejar-kejar dan untuk mencari keselamatan dirinya, banyak yang masuk agama Nasrani walaupun hanya terpaksa. Dikarenakan tidak mempunyai kekuatan untuk melawan, maka mereka hanya berdiam diri walaupun merasa menderita dengan perlakuan tersebut. Namun dalam hati, mereka selalu mengharapkan suatu waktu dapat melepaskan diri dari penguasa-penguasa yang zalim itu.
Mangkatnya Witiza sebagai raja Gothis barat yang terakhir merupakan membuka jalan bagi rakyat spanyol untuk keluar dari kungkungan penderitaan yang telah lama mereka rasakan. Sepeninggal Witiza terjadi perebutan kekuasaan antara putra Witiza dengan Roderick, panglima perang Spanyol, yang ingin menjadi raja. Putra Witiza bersekutu dengan Graff Yulian yang sudah lama bermusuhan dengan Roderick. Bersekutunya dua kekuatan itu ternyata belum dapat mematahkan pertahanan Roderick.[1]
Oleh karena itu, untuk menambah kekuatan, Graff Yulian meminta bantuan Musa bin Nushair yang menjabat sebagai gubernur Afrika Utara di bawah Pemerintahan Bani Umayyah di Damaskus.
Sesungguhnya Musa telah lama mencari kesempatan untuk menyebrang ke Spanyol, maka dengan permohonan Graff itu berarti telah datang kesempatan yang telah ditunggunya sekian lama.
Ada beberapa hal yang mendorong Musa bin Nushair mengabulkan permohonan Graff Yulian, di antaranya adalah:
1.         Karena antara penduduk Spanyol dengan Afrika Utara terlibat dalam suasana perang. Sebab penduduk Spanyol terutama yang beragama Kristen pernah melakukan beberapa kali penyergapan terhadap daerah pantai Afrika yang sudah dikuasai oleh kaum muslimin.
2.         Penduduk Spanyol pernah memberikan bantuan kepada tentara Romawi dan berusaha menduduki bebeapa daerah muslimin di pantai Afrika. Dasar pertimbangan itu dikemukakan Musa pada Khalifah Walid bin Abdul Malik, sewaktu Musa minta izin untuk mengirimkan bantuan tentara ke Spanyol . Khalifah menyetujui rencana Musa.
Spanyol diduduki umat Islam pada zaman khalifah Al-Walid (705-715), salah seorang khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari Dinasti Umayah. Penugasan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman Khalifah Abdul Malik (685-705 M). Khalifah Abdul Malik mengangkat Hasan bin Nu’man Al-Ghassani menjadi gubernur di daerah itu. Pada masa Khalifah Al-Walid, Hasan bin Numan sudah digantikan oleh Musa bin Nushair. Di aman Al-Walid itu, Musa bin Nushair memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Maroko. Selain itu, ia juga menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa barbar di pegununan-pegunungan, sehingga mereka menyatakan setia  dan berjanji tidak akan membuat kekacauan-kekacauan seperti yang pernah mereka lakukan sebelumnya.
Sebelum dikalahkan dan kemudian dikuasai Islam, dikawasan ini terdapat kantung-kantung yang menjadi basis kekuasaan kerajaan Romawi, yaitu kerajaan Gothik. Kerajaan ini sering menghasut penduduk agar membuat kerusuhan dan menentang kekuasaan Islam. Setelah kawasan ini betul-betul dapat dikuasai, umat Islam mulai memusatkan perhatiannya untuk menaklukkan Spanyol. Dengan demikian, Afrika utara menjadi batu loncatan bagi kaum muslimin dalam penakhlukan wilayah Spanyol.
Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa memimpin satuan pasukan ke wilayah tersebut. Mereka adalah Tharif bin malik, Thariq bin Ziyad, dan Musa bin Nushair. Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menyebrangi selat yang berada di antara Maroko dan benua Eropa itu dengan satu pasukan perang, 500 orang di antaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh julian.
Dalam penyerbuan itu Tharif tidak mendapat perlawanan yang berarti. Ia menang dan kembali ke Afrika utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit jumlahnya. Didorong oleh keberhasilan Thariff dan kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan Visigoths yang berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk memporeh harta rampasan perang, Musa bin Nushair pada tahuhn 711 M mengirimkan pasukan Spanyol sebanyak 7.000 orang di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad.[2]
Sejarah mencatat bahwa panglima Thariq setelah seluruh pasukan selesai mendarat di wilayah tersebut, membakar seluruh alat penyebrangan. Ia pun mengucapkan pidato singkat yang bersejarah: Al-Aduwwu amamakum wa bahru wara’akum fakhtar ayyuma syi’tun. (musuh didepan kamu, lautan dibelakang kamu, silahkan pilih mana yang kamu kehendaki).
Pasukan yang berkekuatan 12.000 orang pada tahun 93 H/711 M, yang memilih maju ke depan, telah meninggalkan jejak besar di dalam sejarah Islam. King Roderick maju dengan pasukan berkekuatan 100.000 orang. Jumlah pasukannya besar, tetapi semangat tempurnya telah dikalahkan oleh kemewahan hidup selama ini. Pertempuran di Guadalete pada tahun 711 M, di pinggir sungai Guadalquivir, telah menentukan nasib kerajaan Visigoths. King Roderick tewas di tempat ini. Sikap penduduk yang apatis, karena dihisap dan diperas dengan beban-beban pajak yang berat, dan bantuan aktif dari pihak Yahudi, yang menderita siksaan dan penindasan selama ini, sekaligus telah menyebabkan pasukan panglima Thariq bin Ziyad bagaikan berlari-lari layaknya ke berbagai penjuru semenanjung Iberia. Sebuah faktor lainnya sangat menentukan bagi mempercepat kemenangan itu ialah disiplin yang ketat dari pasukan  besar tersebut, memperlakukan penduduk dengan baik pada setiap wilayah yang dikuasai, memperlihatkan ketaatan dan kepatuhan menjalankan kebaikan-kebaikan keagamaan setiap harinya.
Dalam penyerbuan ke Spanyol, Thariq bin Ziyad lebih dikenal sebagai penakluk karena pasukannya lebih besar dari hasilnya lebih nyata, pasukannya terdiri dari sebagian besar suku barbar yang didukung oleh Musa bin Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim Khalifah Al-Walid. Pasukan itu kemudian dikenal dengan nama Gibraltar –Jabal Thariq, bukit Thariq, diambil dari namanya sendiri Thariq.
Dengan dikuasainya daerah ini maka terbukalah pintu secara luas untuk memasuki Spanyol. Dalam pertempuran di suatu tempat yang bernama Bakkah, raja Roderick dapat dikalahkan. Dari sisi Thariq dan pasukannya terus menaklukan kota-kota penting seperti Cordova, Granada, dan Toledo (ibu kota kerajaan Gothik ketik itu). Daerah Visigots di Spanyol termasuk juga provinsi Narbonne (sekarang Prancis selatan) dan ini juga diduduki Islam dalam tahun 715 atau sesudahnya.
Sebelum Thariq menaklukan kota Toledo, ia meminta tambahan pasukan kepada Musa bin Nushair  di Afrika Utara. Musa mengirimkan tambahan pasukan sebanyak 5.000 personel, sehingga jumlah pasukan Thariq seluruhnya 12.000 orang, Jumlah ini belum sebanding dengan pasukan Gothik yang jauh lebih besar, yaitu 100.000 orang.
Dikarenakan cemburu terhadap kemenangan kemenangan yang diraih letnannya yang tidak disangka-sangat luar biasa itu, Musa pun dengan tergesa-gesa berangkat ke Spanyol pada bulan Juni 712 M, sambil memimpin pasukan tentara yang berjumlah 10.000 orang, semuanya terdiri dari orang-orang Arab dan Arab-Syiria. Sebagai sasaran dipilihlah kota-kota dan kubu-kubu yang tidak diganggu oleh Thariq, seperti Medina, Sedonia, dan Carmona. Sevilla yang merupakan kota terbesar dan pusat kecerdasan Spanyol dan yang pernah menjadi ibu kota pada zaman Romawi., mempertahankan hingga akhir Juni 713 M.  Akan tetapi dekat kota Medina, Musa menemui perlawanan yang sengit. Namun demikian, setelah terkepung selama setahun, setapak demi setapak kota itu dapat diduduki dalam bulan Juni 713 M. Musa  kemudian bergabung dengan Thariq di Todelo. Selanjutnya keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol, termasuk bagian utaranya mulai Saragosa sampai Navarre.[3]
Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abd Al-Aziz tahun 99 H/717 M. Kali ini sasaran ditunjukan untuk menguasai daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan Prancis Selatan. Pimpinan pasukan dipercayakan kepada As-Samah, tetapi usahanya itu gagal dan ia sendiri terbunuh pada tahun 102 H.
Selanjutnya, pimpinan pasukan diserahan kepada Abdurrahman bin Abdullah Al-ghafiqi dengan pasukannya, ia menyerang kota Bordesu, Poiter, dan dari sini ia mencoba menyerang kota Tours. Akan tetapi, diantara kota Poiter dan Tours itu ditahan oleh Charles Martel, sehingga penyerangan ke Prancis gagal dan tentara yang dipimpinnya mundur kembali ke Spanyol.
Sesudah itu masih juga terdapat berbagai penyerangan, seperti ke Avirignon tahun 734 M, ke Lyon tahun 743 M, dan Pulau Pulau yang terdapat di laut tengah Mallorca, Corsia, Sardinia, Creta, Rhodes, Cyprus dan sebagian dari Sicillia juga jatuh ke tangan Islami di zaman Bani Umayyah.
Geombang kedua terbesar dari penyerbuan kaum muslimin yang geraknya dimulai pada permulaan abad ke-8 M ini, telah menjangkau seluruh spanyol dan melebar jauh menjangkau Prancis Tengah dan bagian-bagian penting dari Italia.
Sejak pertama kali menginjakan kaki di tanah Spanyol hingga jatuhnya kerajaan Islam terakhir disana, Islam memainkan peranan yang sangat besar. Masa itu berlangsung lebih ari 7,5 abad.
Menurut Prof.Dr. Hamka, kekuasaan islam di Spanyol itu dibagi kepada tiga masa berikut:
1.          Suatu provinsi dari kerajaan Bani Umayyah di Damaskus (Damsik) diperintah oleh wakil khalifah yang dikirim kesana, mulai tahun 93 H sampai 138 H.
2.         Diperintah oleh para amir yang berdiri sendri, terpisah dari khalifah Bani Abbas di Bagdad, dimulai oleh Amir Abudurrahman Ad-Dakhil pada tahun 138 H sampai 315 H.
3.         Abdurrahman An-Nashir memaklumkan dirinya menjadi khalifah  di Andalusia, yaitu mulai tahun 315 H sampai 422 H.
Dalam kurun waktu 7,5 abad, Islam Spanyol telah berkembang dengan pesatnya yang pada gilirannya mampu membawa dampak yang sangat besar bagi dunia keilmuan dan pengetahuan yang terjadi di Eropa pada umumnya.[4]
Selama islam berkuasa di Spanyol, Banyak terdapat penguasa negeri yang memerintah, di antaranya adalah:
a.       Amir-amir Bani Umayyah
b.      Khalifah-Khalifah Bani Umayyah
c.       Daulah Ziriyah di Granda
d.      Daulah Bani Hamud di Malaga,
e.       Daulah Bani Daniyah.
f.       Daulah Bani Najib dan Bani Hud di Saragosa
g.      Daulah aniriyah di Valensia
h.      Daulah Bani Ubbad di Sevilla
i.        Daulah  Jahuriyah di Cordova
j.        Daulah Bani Zin-Nun di Toledo
k.      Daulah Bani Ahmar di Spanyol
Dunia Islam  di Spanyol mengalami kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan kebudayaan, semenjak diperintah oleh para Amir keturunan Bani Umayyah yang berdiri sendiri terpisah dari Abdurrahman Ad-Dakhil. Pada tahun 756 M, kekayaan pengetahuan dan intelektual di Islam Spanyol sangatlah besar pengaruhnya di Eropa, Baik Filsafat, Sains, Fiqh, Musik, Kesenian, bahsa, sastra maupun pembangunan fisik.[5]

C.      FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN ISLAM MUDAH MASUK SPANYOL
Pada masa penaklukan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan yang menyedihkan. Secara politik, Wilayah Spanyol terkoyak-koyak dan terbagi ke dalam beberapa negeri kecil. Bersamaan dengan itu penguasa Gothic bersikap tidak toleran terhadap aliran agama yang dianut oleh penguasa, yaitu aliran monofisit, apalagi terhadap penganut agama lain, yahudi. Penganut agama yahudi yang merupakan bagian terbesar dari penduduk Spanyol dipaksa dibaptis menurut agama kristen. Sedangkan yang tidak bersedia disiksa dan dibunuh secara brutal.
Perpecahan politik memeperburuk keadaan ekonomi masyarakat. Ketika Islam masuk ke Spanyol, ekonomi masyarakat dalam keadaan lumpuh. Setelah Spanyol berada dibawah kekuasaan kerajaan Goth, Perekonomian lumpuh dan kesejahteraan masyarakat menurun.
Awal kehancuran kerajaan Ghoth adalah ketika Raja Roderic memindahkan ibu kota negaranya dari Sevilla ke Toledo, diberhentikan begitu saja. Keadaan ini memancing amarah dari appas dan achila, kakak dan anak Witiza. Keduanya kemudian bangkit menghimpun kekuatan untuk menjatuhkan Roderic. Mereka pergi ke Afrika Utara dan bergabung dengan kaum muslimin. Sementara itu terjadi pula konflik antara roderic dengan Ratu Julian, mantan penguasa wilayah Septah. Julian juga bergabung dengan kaum muslimin di Afrika Utara dan mendukung usaha umat Islam untuk menguasai Spanyol, Julian Bahkan memberikan pinjaman empat buah kapal yang digunakan oleh Tharif, Thariq dan Musa.
Hal yang menguntungkan tentara Islam lainnya adalah bahwa tentara Roderick yang terdiri dari para budak yang tertindas tidak lagi memiliki semangat perang. Selain itu, orang Yahudi yang selam ini tertekan juga mengadakan persekutuan dan memberikan bantuan bagi perjuangan kaum muslimin.[6]
Adapun faktor internalnya yaitu suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokoh-tokoh perjuangan dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu dan penuh percaya diri. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu menyebabkan penduduk Spanyol menyambut.
D.      KEMAJUAN PERADABAN ISLAM DI SPANYOL
Kemajuan islam di spanyol sangat menonjol dalam berbagai bidang. Baik dalam bidang intelektual yang menyebabkan kebangkitan Eropa saat ini, bidang kebudayaan dalam hal ini bangunan fisik atau arsitektur, maupun bidang-bidang lainnya.[7]
Puncak kemajuan peradaban islam di Spanyol berdampak bagi kemajuan peradaban Eropa.
1.         Kemajuan Intelektual
a.         Filsafat
Perkembangan filsafat di andalusia dimulai sejak abad ke-8 hingga abad ke-10. Manuskrip-manuskrip Yunani telah diteliti dan diterjemahkan kedalam bahasa Arab. Pada masa khalifah Abbasiyah, Al-Manshur (754-755 M) telah dimulai aktivitas penerjemahan hingga masa khalifah Al-Makmun (813-833M). Pada Masanya banyak Filsafat Karya Aristoteles yang di terjemahan.
Tokoh utama dan pertama dalam sejarah filsafat Arab Spanyol adalah Abu Bakar Muhammad bin As-Sayigh yang dikenal dengan Ibnu Bajjah.
b.        Sains 
Sains yang berdiri dari ilmu-ilmu kedokteran, fisika, matematika, astronomi, kimia, botani, zoologi, geologi, ilmu obat-obatan, juga berkembang dengan baik. Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak pemikir terkenal.
Beberapa tokoh sains yaitu abbas bin farnas, ibrahim bin Yahya An-Naqqash, Ibnu Safar, Al-Bitruji. Dalam bidang obat-obatan, antara lain Ahmad bin Iyas dari Cordova, Ibnu Juljul, Ibnu Hazm, Ibnu Abdurrahman bin Syuhaid. Adapun di bidang kedokteran, yaitu Ummul hasan binti Abi Ja’far, seorang tokoh dokter wanita. Dalam bidang geografi, yaitu Ibnu Jubar dari Valencia (1145 – 1228), ibnu Batuthah dari Tangier (1304-1377 M) pengeliling dunia sampai samudra pasai (Sumatra) dan Cina. Sedangkan Ibnu Khaldun dari Tunis adalah perumus filsafat sejarah, penulis buku Muqadimah.
c.         Bahasa dan Sastra
Pada masa Islam di Spanyol banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, diantaranya: Ibnu Sayyidih, Muhammad bin Malik, pengarang Alfiyah (tata bahasa Arab), Ibnu Khuruf, Ibnu Al-Hajj, Abu Al-Isybili, Abu Al-Hasan bin Usfur dan Abu Hayyan Al-Gharnathi.
Dalam sastra banyak bermunculan, seperti Al-Aqd Al farid karya Ibnu Abd Rabbih, Adz Dzakirah fi Mahasin Ahl Al Jazirah karya Ibnu Bassam, Kitab Al-Qalaid karya Al-Fath bin Khaqan, dan lain lain.
d.        Musik dan Kesenian
Musik dan kesenian pada masa Islam di Spanyol sangat masyhur. Musik dan seni banyak memperoleh apresiasi dari para tokoh penguasa istana. Tokoh seni dan Musik antara lain: Nafi yang mendapat gelar Zaryab. Zaryab juga terkenal sebagai pencipta lagu-lagu.
2.         Kemajuan di Bidang  Arsitektur Bangunan
Jalan-jalan sebagai alat transportasi dibangun, pasar-pasar dibangun untuk membangun ekonomi. Demikian pula, dam-dam, kanal-kanal, saluran air, dan jembatan-jembatan.
a.         Cordova
Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam yang kemudian diambil alih oleh Dinasty Umayyah. Kota Cordova oleh penguasa muslim dibangun dan diperindah. Jembatan besar dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah kota. Taman-tamaan bangun untuk menghiasi ibukota Spanyol Islam itu pohon-pohon yang megah di impor dari timur.[8] Di seputar ibukota berdiri istana-istana yang megah yang semakin mempercantik pemandangan. Setiap istana dan taman diberi nama tersendiri dan di puncaknya terpancang istana Damsik. Dianatara kebanggaan kota Cordova lainnya adalah Masjid Cordova. Kota Cordova memiliki 491 masjid.
b.        Granada
Granada adalah tempat pertahannan terakhir umat Islam di Spanyol. Disini berkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam. Arsitektur-Arsitektur bangunannya terkenal di seluruh Eropa. Istana Al-Hambra yang indah dan megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Spanyol Islam. Kisah tentang kemajuan pembangunan fisik ini masih bisa di perpanjang dengan kota dan istana Al-Zahra, istana Al-Gazar dan menara Girilda.
c.         Sevilla
Kota sevilla dibangun pada masa pemerintahan Al-Muwahidin. Salah satu bangunan masjid yang didirikan pada tahun 711 pada masa pemerintahan Sultan Yusuf Abu Ya’kub, kini telah berubah dari masjid menjadi gereja dangan nama Santa Maria de la sede.
d.        Toledo
Toledo merupakan kota penting di andalusia sebelum dikuasai Islam. Dan ketika Thariq bin Ziyad menguasai Toledo tahun 712 M, kota ini dijadikan pusat kegiatan umat Islam, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan penerjemahan. Beberapa peninggalan bangunan masjid di Toledo kini dijadikan greja oleh umat kristen.
Banyak faktor pendukung kemajuan Islam di Spanyol, antara lain didukung oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan umat Islam, seperti Abdurrahman Ad-Dakhil, Abdurrahman Al-Wasith, dan Abdurrahman An-Nashir.
Keberhasilan politik para pemimpin tersebut ditunjang oleh kebijaksanaan para penguasa lainnya yang mempelopori kegiatan ilmiah. Disamping itu, Toleransi ditegakkan oleh para penguasa terhadap penganut agama Kristen dan Yahudi, sehingga mereka ikut berpartisipasi mewujudkan peradaban Arab Islam Spanyol.[9]

E.       PENYEBAB KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN
Adapun menurut Badri Yatim, sebab-sebab yang menjadikan kemunduruan dan kehancuran Islam Spanyol antara lain disebabkan:
1.         Konflik Islam dengan Kristen
Para penguasa Muslim tidak melakukan Islamisasi secara sempurna. Mereka sudah merasa puas dengan hanya menagih upeti dari kerajaan-kerajaan Kristen taklukannya dan membiarkan mereka mempertahankan hukum dan adat mereka, termasuk posisi hirarki tradisional, asal tidak ada perlawanan bersenjata. Namun demikian, kehadiran Arab Islam telah memperkuat rasa kebangsaan orang-orang Spanyol Kristen. Hal itu menyebabkan kehidupan negara Islam di Spanyol tidak pernah berhenti dari pertentangan antara Islam dan Kristen. Pada abad ke-11 M umat Kristen memperoleh kemajuan pesat, sementara umat Islam sedang mengalami kemunduran.[10]
2.         Tidak adanya ideologi pemersatu
Kalau di tempat-tempat lain, para mukalaf diperlakukan sebagai orang Islam yang sederajat, di Spanyol, sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah di Damaskus, orang-orang Arab tidak pernah menerima orang-orang pribumi. Setidak-tidaknya sampai abad ke-10 M, mereka masih memberi istilah ‘ibad dan muwalladun kepada para mukalaf itu, suatu ungkapan yang dinilai merendahkan. Akibatnya, kelompok-kelompok etnis non-Arab yang ada sering menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal itu mendatangkan dampak besar terhadap sejarah sosio-ekonomi negeri tersebut. Hal ini menunjukkan tidak adanya ideologi yang dapat memberi makna persatuan, di samping kurangnya figur yang dapat menjadi personifikasi ideologi itu.[11]
3.         Kesulitan ekonomi
Di paruh kedua masa Islam di Spanyol, para penguasa membangun kota dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat “serius”, sehingga lalai membina perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang amat memberatkan dan mempengaruhi kondisi politik dan militer.[12]
4.         Tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan
Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan di antara ahli waris. Bahkan, karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk Al-Thawaif muncul. Granada yang merupakan pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol jatuh ke tangan Ferdinand dan Isabella, di antaranya juga disebabkan permasalahan ini.[13]
5.         Keterpencilan
Spanyol Islam bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain. la selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Dengan demikian, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen di sana.[14]

F.       PENGARUH PERADABAN SPANYOL ISLAM DIEROPA
Kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak berhutang budi kepada khazanah ilmu pengetahuan Islam yang berkembang di periode klasik. Memang banyak saluran bagaimana peradaban Islam mempengaruhi Eropa, seperti Sicila dan Perang Salib, tetapi saluran yang terpenting adalah Spanyol Islam.
Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa menyerap peradaban Islam, baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian, dan peradaban antar negara. Orang-orang Eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada di bawah  kekuasaan Islam jauh meninggalkan negara-negara tetangganya Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains di samping bangunan fisik. Yang terpenting di antaranya adalah pemikiran Ibn Rusyd (1120-1198 M). Ia melepaskan belenggu taklid dan menganjurkan kebebasan berpikir. Ia mengulas pemikiran Aristoteles dengan cara yang memikat minat semua orang yang berpikir bebas. Ia mengedepankan sunnatullah menurut pengertian Islam terhadap pantheisme dan anthropomorphisme Kristen. Demikian besar pengaruhnya di Eropa, hingga di Eropa timbul gerakan Averroeisme (Ibn Rusyd-isme) yang menuntut kebebasan berpikir. Pihak gereja menolak pemikiran rasional yang dibawa gerakan Averroeisme ini.[15]
Pengaruh peradaban Islam, termasuk di dalamnya pemikiran Ibn Rusyd, ke Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di universitas-universitas Islam di Spanyol. Selama belajar di Spanyol, mereka aktif menerjemahkan buku-buku karya ilmuwan-ilmuwan Muslim. Pusat penerjemahan itu adalah Toledo.[16]
Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (renaissance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M. Berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah melalui terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari dan kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Latin.[17]
Walaupun Islam akhirnya terusir dari negeri Spanyol dengan cara yang sangat kejam, tetapi ia telah membidani gerakan-gerakan penting di Eropa. Gerakan-gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan Yunani Klasik (renaissance) pada abad ke-14 M yang bermula di Italia, gerakan reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M, dan pencerahan pada abad ke-18 M.[18]


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Spanyol merupakan pusat peradaban Islam yang sangat penting menyayangi Baghdad di Timur. Ketika itu orang-orang Eropa Kristen banyak belajar dibeberapa pergurua tinggi disana. Islam menjadi “guru” bagi orang Eropa. Spanyol diduduki umat Islam pada zaman khalifah Al-Walid (705-715). Sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari Dinasti Umayah. Pada masa penaklukan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan yang menyedihkan.
Kemajuan islam di spanyol sangat menonjol dalam berbagai bidang. Baik dalam bidang intelektual yang menyebabkan kebangkitan Eropa saat ini, bidang kebudayaan dalam hal ini bangunan fisik atau arsitektur, maupun bidang-bidang lainnya. Sebab-sebab yang menjadikan kemunduruan dan kehancuran Islam Spanyol yaitu Konflik Islam dengan Kristen, Tidak adanya ideologi pemersatu, Kesulitan ekonomi, Tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan, orang-orang Eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada di bawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan negara-negara tetangganya Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains di samping bangunan fisik.
B.     Saran
Sebagai generasi pemuda modern kita sudah sepatutnya untuk tidak melupakan sejarah, kita harus bisa mengmabil pelajaran yang terdapat dalam sejarah. Selain itu kita juga harus bisa memahami hikmah dari sejarah dan mengaplikasikan kepada kehidupan sekarang dan juga masa yang akan datang. Dan sebagai mahasiswa kita juga harus bisa menganalisis serta memperbaiki kesalahan kesalahan sejarah dan menjadikannya sebagai perbaikan untuk memajukan Islam dan juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat di masa depan.


DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Amzah, 2009
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2010



[1] Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : Amzah, 2009), h. 159-160.
[2] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h.87-89.
[3] Samsul Munir Amin, op.cit, h.162-164.
[4] Ibid., h. 165.
[5] Ibid., h.165-166.
[6] Ibid., h. 167.
[7] Ibid., h.171.
[8] Ibid., h.174.
[9] Ibid., h. 176.
[10] Badri Yatim, op.cit, h.107.
[11] Ibid.
[12] Ibid., h.108.
[13] Ibid.
[14] Ibid.
[15] Ibid., h.108.
[16] Ibid., h.109.
[17] Ibd., h.110.
[18] Ibid.